Refleksi 2019



Winter in Isparta 2018
Zaman su gibidir, akar ve gider.

Satu perumpamaan yang terkenal di kalangan orang Turki di atas artinya adalah waktu seperti air, dia mengalir dan pergi. Sebuah realita yang setiap kita merasakan betapa lajunya waktu berlalu dan pergi jauh dari kehidupan kita. Waktu itu juga tidak akan kembali lagi, apapun cara yang kita lakukan untuk berusaha mengembalikan waktu, tidaklah cukup upaya dan daya yang ada di tangan kita sebagai manusia yang amat lemah. Dalam keseharian kita tanpa dan dengan sadar sering terucap dari mulut kita “cepat sekali waktu ini berlalu”, “tidak terasa sudah satu tahun saya di sini”, “rasanya baru kemarin kita berkenalan” dan banyak bentuk kalimat yang terucap dari lidah kita. Semuanya menunjukkan dan mengakui diri kita serta menerima waktu yang berjalan dengan cepat. Kita tahu, sadar, mengakui dengan lisan dan percaya dengan waktu yang cepat itu, tetapi mengapa kita tetap begerak di tempat, menatap siang malam yang silih berganti?

Banyak faktor yang membuat kita tetap diam di tempat melihat mentari dan bulan yang berganti menyinari bumi ini. Faktor yang berasal dari dalam diri kita masing-masing dan dari luar diri kita. Sadar atau tidak, kita selalu berusaha untuk merencanakan sesuatu untuk kita lakukan di kemudian hari dan sesuai hendaknya dengan apa yang kita harapkan. Banyak orang yang menulis, merencanakan, merealisasikan dan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Banyak juga orang di sekitar kita yang menulis, merencanakan dan merealisasikan tetapi amat jauh dari apa yang dia terka hasilnya. Sebagian lain, apa yang terjadi padanya tidak jauh dari apa yang dia harapkan meski tidak sempurna.

Mungkin di antara kelalaian yang kita miliki selama ini adalah keterampilan kita yang kurang dalam mengatur waktu yang sudah disediakan dalam satu hari, 24 jam sama dengan 1400 menit sama dengan 86400 detik. Kita masih sering alpa dalam menentukan mana hal yang prioritas dalam kehidupan kita dan yang kemudian. Acap kali hal yang tidak pernah atau bukan merupakan prioritas kita selalu menjadi penyebab utama sehingga setiap hari kita merasakan ada hal yang kurang dan salah. Kita lengah dan kurang mengindahkan perkara seperti ini. Bisa jadi ada hal yang memang itu adalah hal yang di luar dugaan, tapi jika ini terus berulang dan kita tidak bisa mengontrol diri kita maka bersiaplah untuk ikut hanyut bersama derasnya arus dan kerasnnya tamparan ombak.
Dalam Al-Quran Allah SWT sudah bersumpah atas nama waktu,  "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian." (Q.S. Al-Asr 1-2)

Selain itu, setiap gerak-gerik yang kita lakukan dari bangun hingga tidur mungkin jauh dari niat yang tulus dan bersih. Kita tahu karena setan selalu berusaha untuk menjadi batu pengganjal aktivitas sampai pikiran kita. Untuk itu komposisi utama yang berupa niat dalam aktivitas kita hendaklah tulus dan bersih. Karena setiap apa yang kita niatkan dalam pikiran kita sejatinya itulah tolak ukur kualitas pekerjaan. Karena niat ini adalah kegiatan yang tersimpan pada diri setiap manusia tanpa bisa diketahui oleh orang lain sebelum dia menyebutkannya dengan jujur maka orang-orang yang tulus dan bersih dalam meniatkan sesuatu maka ia akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Dalam Hadis dikatakan bahwa “Sesungguhnya amal itu tergantung pada Niatnya…”

Ke depan, waktu yang ketika kita kecil terasa lambat lalu sekarang berlalu lebih cepat dan esok akan lebih cepat tidak akan mungkin melambat. Setiap kita diberikan kesempatan 24 jam dalam satu hari. Tanpa pandang buluh, baik dia presiden ataupun pekerja kuli, baik dia pedagang kaki lima ataupun direktur perusahaan besar. Yang tinggal kepada kita adalah bagaimana kita menjadikan diri ini produktif dalam waktu yang singkat. Terampil dalam mengatur waktu, meluruskan dan membersihkan niat, mendahulukan hal yang prioritas dan bergerak cepat di tengah lajunya waktu. Melakukan hal-hal besar untuk manfaat yang lebih besar, melakukan kegiatan positif untuk perubahan yang lebih baik, menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat dan membina jiwa serta jasad untuk menjadi manusia yang produktif dalam waktu yang amat sangat singkat. 
Karena waktu adalah kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WELCOME TO JORDAN (Ürdün'e Hoşgeldiniz)

Sinopsis Di Tepi Sungai Dajlah

Dunia Rantau, Merantau ke Deli