Kereta Bapakmu
Kau sudah beli tiket di terminal kereta kan?
Sekarang kau
bisa mulai memilih kursi di dalam kereta
Siapa cepat dia
duduk nyaman
Karena ini
bukan kereta bapakmu
Kau sudah masuk
ke kereta?
Kau dapati
kursi kereta tidak menyisakan satu pun untukmu
Coba lah cari
di gerbong terdepan
Siapa tahu kau
dapat durian runtuh, duduk nyaman di samping jendela kaca
Melihat
pemandangan indah, pegunungan kering, tanah tandus dan keledai angkut
Bergegaslah,
siapa cerdik dia duduk hingga terminal tujuan
Sebab, ini
bukan kereta bapakmu
Ada?
Di gerbong
depan ada kursi???
Jangan menyerah
dulu, kau sisir kembali semua kursi kebelakang
Siapa tahu ada
orang baik memberikanmu kursinya
Berdoalah
setiap langkah, setiap jendela yang lewat, setiap pergantian gerbong
Kau mulai susah
melangkah kan?
Kiri kananmu
sudah disesaki oleh tas koper dan manusia
Teruslah ayun
langkahmu, ayolah...
Ingat, ini
bukan kereta bapakmu
Masih belum kau
temui kursi kosong?
Naas sekali
perjalananmu diatas kereta kali ini
Cobalah cari
koridor gerbong yang bersisi lebar
Yang bisa untuk
kau duduk bersila menyandarkan punggung
Ya, sedekar
menyandarkan punggung saja
Perjalananmu
panjang, lima jam lebih kau baru akan sampai
Itu, bila
perjalanan kereta mulus dan tulus
Lagi, ini bukan
kereta bapakmu
Tempat ukuran
30 x 30 senti tadi sudah ada?
Kau sudah duduk
bersila dengan nyaman kan?
Hm...
Harapanku
begitu, kau duduk disamping kantong plastik yang kau tenteng sejak tadi
Dengan kaki
bersila, punggung menempel ke dinding gerbong
Kau sedang
meneguk sebotol air mineral karena sedikit lelah, ah...
Di samping
kanan dan kirimu juga ada orang yang sama
Sama nasibnya
sepertimu untuk lima jam kedepan
Saling bertukar
senyumlah dengan teman senasibmu
Tetap, ini
bukan kereta bapakmu
Oh! Kau masih
berdiri rupanya
Belum mendapat
lahan secuil tadi
Parahnya,
toilet pun menjadi tempat penumpang
Semerbak harum
mulai menjalar ke sudut – sudut gerbong
Kini kau sudah dapat tempat 7 x 7 senti untuk berdiri tegap
Seperti saat
kau latihan militer empat tahun lalu di Batalyon Infanteri
Cara bertahan
terbaik adalah mencondongkan badan ke depan sesekali
Mencondongkan badan
ke belakang sesekali
Hey! Ini rahasia
PBB!
Jangan kau
bocorkan kepada orang
Huft...!!!
Yakin kau kuat
berdiri dengan ransel kecil selama lima jam lebih
Jika berdiri
didalam ruangan indah, udara segar lagi wangi, di waktu romantis bersama doi
Aku yakin semua
orang pasti bisa
Ini kereta
berbeda dengan kereta malam yang masyhur
Ini juga bukan
kereta bapakmu
Bro, kau pernah
kan ke pasar senggol?
Pasar yang
adanya di hari – hari tertentu
Tepat di
lapangan depan rumahku di kampung
Jika belum,
mainlah ke kampungku nan madani
Ya, orang –
orang saling bersenggolan saat menembus pasar
Hanya penjual
yang tidak berjubel bersama kerumunan orang
Atau... kau
pernah hadir di konser grub band selevel Michel Jackson
Kau pasti
temukan berjuta – juta manusia disana
Seperti itu di
dalam kereta, mereka tak pandang buluh, tak pandang warna dan bentuk
Mereka saling
bersiteru, bersikeras, berbicara dengan urat
Mereka ambisius,
egois, tamak, ganas, horor
Halu lalang,
kesana kemari, hilir mudik menggiring tas koper
Senyum lah pada
mereka sekali,
Bisa jadi
mereka carikan tempat duduk untukmu
Ingat! Ini bukan
kereta bapakmu
Saranku, kau
nikmati saja semua ini
Kau akan
belajar, belajar tentang
Bagaimana tidur
dalam posisi berdiri tubuh tegak
Menjadikan
senyum senjata ampuh
Beradapatasi dalam
kondisi super sempit dan menghimpit
Tegap seperti
seorang perwira tentara dalam lima jam
Pemerhati gerak
– gerik manusia di bumi tuhan ini
Terakhir, ini
bukan kereta bapakmu!
*perjalanan
dari kota Marrakesh ke Rabat
Komentar
Posting Komentar