Jika kamu berada di Maroko maka janganlah merasa asing

"Idza Kunta Fil Maghrib Falaa Tastaghrib."
Pribahasa ini sangat mashur di kalangan orang maroko dan pendatang. Saat aku datang dari Turki via Prancis dan disambut oleh temanku di bandara. Peribahasa ini termasuk mukaddimahnya saat menyalamiku, mendampingiku keluar dari bandara menuju kereta train. Cukup lama aku memikirkan pribahasa itu. Ku cerna dengan otak kiri, oper ke kanan dan terkahir ke otak tengah.



Singkron! Sejak keluar dari troly terakhir setelah pengambilan bagasi aku melihat berbagai macam bentuk dan gaya kehidupan yang ada di bandara Internasional Muhammad V ini. Seorang ayah dengan jubah putihnya menggenggam tangan anaknya di sebelah kiri. Istrinya, disamping kanan suami menggiring anaknya pula. Berpakaian muslimah khas Maroko, jilbab dan daster dengan kupluk di belakang.  Tangan kosong sepasang suami istri ini menyisakan dua tas koper berukuran sedang. Kulit mereka tidak hitam tidak pula putih, hampir mirip dengan kulit orang indonesia kuning langsat.

Di sudut lain, sepasang pemuda menggendong tas ransel 40 liter. Sepatu semi boot dan pakaian musim panas menutupi sedikit dari tubuh mereka. Kulit mereka hitam legam. Jika mereka senyum, maka itulah bagian yang paling dapat di lihat saat minus akan cahaya. Tambah, kedua bola mata mereka. Ini orang Afrika tulen. :D

Di barisan terdepan grombolan yang keluar dari pesawat airbus... seorang lelaki yang sudah berumur, berjenggot putih, menggunakan topi spor,celana dua pertiga, sepatu boot dan baju hijau tentara. Di punggungnya tersandang tas ransel kecil. Ini seperti gaya turis yang sedang melancong. Mengambil gambar terbaik dari setiap peninggalan sejarah dan keindahan alam. Merefleksi lagi nilai – nilai sejarah yang ada di kota yang menjadi destinasinya. Mereka tentu punya proyek ilmiah yang sedang digodok.

Di belakangku, tidak terlalu jauh. Seorang pemuda bersama pasangannya sedang berbincang hangat sambil menarik koper mini mereka masing – masing. Tidak sempat ku simak dengan baik, mungkin dengan bahasa spanyol mereka berkomunikasi. Keduanya dengan summer mode, celana dua pertiga yang menuntupi lutut, baju kaos tipis dan sepatu pansus. Rambut mereka pirang, tinggi... tentu lebih tinggi dariku, diatas 165 tinggi mereka. Mata mereka coklat bening, kulit putih dengan sedikit corak coklat muda dan merah. Seratrus persen bukan orang Afrika atau Asia.

Ada juga sekolmpok orang bermata sipit, berkulit putih dan berbicara dengan bahasa yang hurufnya terdiri dari garis – garis. Orang china, memang biasa sekali jika berlibur dengan keluarga mengunjungi destinasi – destinasi ineternasinal maupun lokal. Selain mereka secara jumlah juga sangat banyak dan hobi traveling mereka membuat etnis mereka mudah ditemui di banyak destinasi wisata.

Masih ada lagi warna – warni manusia yang turun  di bandara ini. Beberapa menit, muncul lagi gerombolan orang dari departure gate. Masuk ke dalam antrian pintu troly terkahir. Lagi dan lagi. Selama dua puluh empat jam bandara ini tak akan sepi oleh penumpang yang pulang pergi.
Tidak perlu merasa ghrarib ( asing ) di negri maghrib ini. Kalau dilihat dari geografisnya, Maroko merupakan negara arab yang menjadi jembatan dari benua Afrika menuju sponyol, benua Eropa. Tidak sedikit pengaruh yang ada di sini dari negara yang terkenal dengan grub sepka bola yang handal dan menggucang dunia. Sampai, masih ada sedikit dari tanah di bagian utara Maroko  yang secara kepemilikan masuk ke negara Spanyol. Dipotong oleh selat Jabal Thariq.

Tidak perlu merasa asing di negri asing ini. Masyrakat maroko terkenal juga dengan keramahannya dalam bermuamalah dengan orang setempat maupun orang asing. Terlebih jika mereka mengetahui kalau kita adalah orang islam, mereka akan lebih baik lagi dalam berkomunikasi dengan kita. Mereka menyukai para pedatang ke negeri mereka.

Tidak perlu merasa asing di negri ini. Cuaca yang juga bersahabat. Jika musim dingin akan merasakan dingin yang tidak terlalu. Jika musim semi juga tidak dingin dan tidak panas. Jika musim panas akan merasakan panas yang tidak terlalu. Jika musim gugur maka berarti musim dingin sedang menanti. jika kita ingin merasakan panas yang teriik di musim panas, pergilah ke bagian selatan utara Maroko, ke sahara. Jika ingin merasakan salju di musim dingin maka ada dua tempat yang membuat kita merasakan atmosfir negara swis. Negara empat musim.

Tidak perlu merasa asing di sudut afrika ini. cita rasa kulinernya yang juga berviariasi. Mulai dari kuliner Eropa hingga Kuliner Afrika. Dari racik bumbu kulit putih hingga kulit hitam. Juga perpaduan dari kehidupan super lux negara Andalusia dan kesederhanan negara - negara Arab.

Tidak perlu merasa asing di barat laut benua Afrika ini. Teman - teman PPI ( Persatuan Pelajar Indonesia ) nya sangat ramah dan terbuka bagi para musafir. Friendly dan kindly. Teman - teman Indonesia disini juga tersebar di berbagai kota yang ada di Maroko. Rabat, Kasablanka, Fes, Tanger, Tetuoan, Marakesh dll. 

Tidak perlu merasa asing di negri barat ini. ;)






*point view Masjid Raya As-sunnah, Rabat. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WELCOME TO JORDAN (Ürdün'e Hoşgeldiniz)

Sinopsis Di Tepi Sungai Dajlah