71 Tahun Indonesiaku.
Indonesaiku, kini usiamu sudah 71 Tahun. Saat
aku baru melihat dunia, kamu sedang berusia 51 tahun Indonesia. Sudah 20 tahun
aku hidup bersamamu . Sudah matang aku mengenal dan memahamimu Indonesiaku.
Jujur, meski belum semua hal tentang indonesia dari pulau Sabang hingga Merauke
aku ketahuai hingga seluk beluk
terdalamnya.
Indonesiaku, umurmu belum terlalu jauh dari
umur kakekku yang lahir tahun 1948. Tiga tahun setelah Indonesiaku merdeka
kakekku lahir. Mungkin ketika kakekku lahir, beliau masih mendengar sorak sorai
kegembiraan rakyat Indonesia setelah terlepas dari negri matahari terbit. Tapi
sayangnya, aku tak bisa melihat wajah kakekku karena sebelum aku lahir beliau
sudah di panggil oleh Allah SWT. Aku tidak mendengar cerita ‘kepahlawanan dan
kemerdekaan’ Indoensiaku dari kakekku langsung, melainkan dari bangku-bangku
sekolah.
Akhir – akhir ini semakin maraknya statement
bahwa Indonesiaku belum ‘Merdeka’. Indonesiaku masih dijajah oleh negara –
negara super power dan adidaya, Indonesiaku masih dijajah oleh pemikiran –
pemikiran yang melenceng dari dasar negara Indonesiaku, Indonesiaku masih
dijajah harta dan kekayaan alamnya oleh mereka yang kaki tangan di mana – mana,
Indonesiaku masih jauh dari hakikat kemerdekaan yang sebenarnya.
Indonesiaku yang kucintai.
Bedanya dirimu dengan kakekku adalah aku
menyaksikan Indonesiaku meski baru 20 tahun lamanya. Tapi kalian tetap selalu
dalam senandung doaku. Meski aku tidak mendapat sentuhan langsung dari kakekku,
tapi sentuhan ramah Indonesiaku selalu aku rasakan, kalian sama – sama aku
cintai. Aku hanya mendengar cerita dari nenek dan ayah tentang kakek.
Sebagai warga Indonesia yang jauh, aku sadar
bahwa akulah yang menjadi representatif Indonesia di bumi aku berpijak. Apa
yang bangsa lihat tentang diriku, maka itulah gambaran umum tentang
Indonesiaku. Kala aku bertindak begini, “Oh, begini ya orang Indonesia?” kala aku
bertindak begitu, “Oh, begitu ya orang Indonesia?”. Mereka terkadang berfikir
terlalu sempit tentang Indonesiaku. 250.000.000 lebih manusia yang hidup di Indonesiaku tidak bisa digambarkan
oleh manusia seperti diriku.
Walaupun, sering juga aku berperilaku yang
mungkin jauh dari ‘perilaku’ ke-Indonesia-an. Kadang membuat namamu sedikit
tercoreng di mata mereka. Mata mereka seakan tertutup oleh kerangkeng, melihat
subjektif. Padahal mereka akan tahu ketika mulai banyak membaca dan berjalan
keluar dari kerangkeng pemikiran sempit tadi. Maafkan aku Indonesiaku.
Banyak juga dari mereka yang sangat penasaran
tentang Indoesiaku. Mereka penasaran dengan
kehidupan negara tropis dengan
penduduk yang jumlahnya besar. Mereka ingin tahu tentang keanekaragaman budaya,
suku dan ras yang ada di Indonesia. Ratusan pulau yang tersebar juga membuat
mereka takjub. Kerukunan umat beragama di Indonesia juga menjadi sorotan oleh
orang di luar sana. Kesopan – santunan indonesia juga membuat mereka jatuh
hati. Yang mengikat hati mereka dengan kita adalah ketika tahu bahwa kita
adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
“Kalian adalah umat muslim yang jauh dari
tempat lahirnya islam tapi kalian berkehidupan islam.”
Kadang
mereka juga menanyakan, “Apa peran Indonesia di dunia?”, “Apa yang menjadi
nilai jual Indonesia di kalangan negara berkembang dan maju?”, kenapa peran
kalian tidak bergitu terlihat?”, “Bukankah Indonesia negara besar? Muslimnya
banyak ?” Bla bla bla...
Rasanya pertanyaan di atas menampar kembali
aku, kau dan Indonesiaku. Indonesiaku yang memiliki anak muda di usia aktif sekitar 125.000.000. yang patut
menjawab pertanyaan di atas. Mereaslisasikannya dan menunjukkan Indonesia pada
dunia.
Merdekakan kemerdekaan Indonesia!!!
Komentar
Posting Komentar