6 PENYAKIT MEMATIKAN
Dalam
buku karangan Said Nursi beliau menyebutkan ada 6 penyakit yang melanda oleh
umat islam. 6 penyakit ini di sampaikan beliau saat Khutbah di negri syam
ketika ada kunjungan dan silaturrahmi dengan ulama-ulama yang ada di syam. Hingga
bab yang menjelaskan isi khutbah Said Nursi itu di sebut Hutbe Şamiye ( Khutbah
di Syam ). Ada beberapa peristiwa yang terjadi di saat Sang Ustadz belum
menaiki mimbar. Hingga akhirnya mimbar itu ditaklukan oleh pemiliknya, Said
Nursi.
Penyakit
umat islam yang disampaikan oleh Said Nursi adalah penyakit umat islam yang
terjadi pada masa itu dan masih berlaku hingga zaman sekarang. Inilah salah
satu diantara kelebihan buku yang di karangnya, masalah – masalah dan nasihat –nasihat
yang ada di dalamnya tidak hilang di telan zaman. Karya – karya beliau tetap segar, hidup dan
terang di setiap masa.
Pertama,
Ye'sin, Pesimisme. Banyak umat manusia yang hidup di dunia ini tanpa memilliki
asa. Mereka sudah tidak lagi memiliki sifat optimis di dalam dirinya. Setiap
apa yang ia lakukan dalam hidupnya ia jalani. Tanpa ada sedikit rasa optimis. “Biarkanlah
ia berlalu,” begitu saja kehidupannya setiap hari. Tidak ada target dalam
hidup. Grafik amal yang dilakukannya tetap lurus di garis nol. Horizontal lurus
mengejar akhir yang tak jua pasti.
Yaşayan
ölü, orang hidup yang tak bernyawa. Begitulah mereka yang sudah tidak lagi
optimis dalam kehidupan sehari – harinya. Dalam ibadahnya kepada Allah SWT,
dalam kehidupan sosoialnya bersama manusia, dalam segala tindak tanduk yang ia
kerjakan ia tidak memiliki rasa optimisme maka ia sama seperti orang hidup yang
tak bernyawa.
Sebagi
seorang muslim, ada asa, ada tujuan, ada target, ada misi dan visi yang harus
dimiliki seorang yang berkepribadian muslim. Karena memang sejatinya sejak kita
diciptakann kita memiliki visi dan misi. Dan Allah SWT perjelas lagi tujuan
hidup kita dengan di turunkannya Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai navigator
untuk mencapai visi dan misi manusia.
Dalam
hal ini ada satu penawar yang disebutkkan oleh Said Nursi dalam kitabnya. Penawar
ini yang dapat mengobati penyakit nomor satu yang ada di dalam tubuh umat ini. Laa taqnatuu mir rohmatillaah, inilah
penawar dari penyakit pertama yang menggerogoti umat ini. JANGANLAH PUTUS ASA
DARI RAHMAT ALLAH SWT
Kedua,
Sıdkın ölmesi, matinya kejujuran. Ini adalah penyakit kedua yang menggorogoti
umat islam. Banyak sekali orang yang tidak bisa berkata jujur pada zaman
sekarang. Banyak selali orang yang mulutnya bisa di tambal dengan segenggam
uang. Banyak sekali orang yang berkata batil hanya untuk keseanngan dunia yang
fana ini. Na’udzubillah...
Salah
satu ciri orang munafik yang disampaikan Rosulullah SAW dalam hadinya adalah “
... jika ia berkata ia bohong,” termasuk kah kita dalam golongan ini? Pernah kan
kita berbohong? Pernah. Untuk hal yang benar? Pernah. Untuk hal yang kecil? Apalagi.
Dalam kondisi sedang senda gurau? Lebih sering. Astaghfirullah...
Rusak,
rapuh, keropos sudah, jika kita selalu berkata bohong. Tidak berkata jujur. Kejujuran
kita sudah dijual di pasar tradisional, sayang tidak ada yang bisa membeli. Bila
benar kejujuran bisa di perjualbelikan maka akan banyak para penjual yang
menjajak dagangan kejujuran namun rugi gulung tikar.
Apa
penawar untuk penyakit ini?
Ya,
dalam hadis Rosulullah SAW dikatakan bahwa ^salah satu keajiban seorang muslim
kepada muslim yang lainnya adalah Laa
yakdzibuhuu “Tidak membohonginya...”
Ketiga,
Adavete mühabbet, kompromi dengan musuh. Inilah penyakit ketiga yang
menggerogoti keimanan dna tubuh umat islam. Tidak adalagi saling percaya satu
dan yang lainya. Sesama mereka saling memandang sebelah mata. Mereka tak dapat
lagi melihat saudaranya dengan kedua bola matanya, matanya buta!
Kita
lihat umat muslim di sekitar kita, mereka melakukan kesepakatan-kesepakatan
dengan para musuh islam. Mereka melakukang kompromi, konspirasi dan banyak hal
lainnya yang berakibat buruk bagi tubuh umat islam sendiri. Lebih miris lagi,
ketika hal – hal seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah bahkan menjadi adat
istiadat dalam berbagai jajaran dan jenjang kehidupan sosial.
Penawar
dari penyakit ini adalah cintailah saudara – saudara sesama muslim. Karena saling
mencintai saudara adalah perintah dari Rosulullah SAW. Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li akhihi kamaa yuhibbu li
nafsihii. “Tidaklah beriman seseorang diantara kamu hingga ia mencintai
saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Cinta!
Komentar
Posting Komentar