Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Citizen Jurnalisme ( Example )

Isparta, (10/03). Setelah bergelut lama dengan berbagai makalah dan jurnal mahasiswa Indonesia kandidat do k toral ini mendapatkan lampu hijau untuk mengikuti ujian kompherensif. Sebut saja namanya Ahmad, semua orang juga memanggilnya begitu. Kesibukannya di sela menanti waktu untuk ujian adalah duduk rapi di depan laptop dari matahari terbit hingga terbenam, bertapa di gedung perpustakaan. Tidak hanya f okus dengan akademik, Ahmad juga aktif di lembaga penelitian yang ada di Jakarta dan mengasuh sebuah Sekolah Tinggi. Oleh karnanya ia selalu aktif menulis sesuai permintaan lembaga penelitian dan Sekolah Tinggi yang dibinanya. Tahun ini adalah tahun ke tiga Ahmad di Suleyman Demirel University. Satu tahun ia habiskan dengan kursus bahasa Turki. Sudah hampir dua tahun ia duduk di kursi doktoralnya. Sejauh ini, Ahmad tidak pernah mendapatkan nilai rata – rata yang rendah. Setiap semester Ahmad selalu mendapatkan IPK di atas 3.70. Kenapa tidak? Ayah beranak tiga ini sangat ulet. ...

Raja Kecil Siak

Gambar
Hiruk pikuk pertempuran antara Indonesia dan Belanda membuat berbagai macam kesepakatan yang tidak pernah bertemu pada satu titik. Kali ini Sultan Indermansyah tidak diam, dia mengutus putranya untuk mengikuti kesepatakan dagang yang terkenal dengan nama VOC. Dalam posisi Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I, Raja Kecil sebagai utusan di dalam Vereenigde Oostindische Compagnie ( VOC ) tidak bisa berbuat banyak. Hanya dapat menyuarakan suara rakyat yang sejatinya tidak dapat juga dimenangkan. Banyak sekali taktik licik yang ada di kepala Belanda. Beberapa butir kesepakatan yang lahir dari VOC adalah hasil dari buah pemikiran mereka juga. Geram melihat gerak – gerik penjajah yang tak pernah berhenti menjajah tanah air. Menganiaya, mengperkerjakan, memenjarakan, menghardik keras para pekerja Indonesia.  “Mereka tidak hanya mengeruk tenaga para pemuda kami, mereka juga mengeruk kekayaan alam yang ada di bumi pertiwi ini.” Raja Kecil sadar akan semua yang dilakukan Bela...

Tunaikan Amanah

Gambar
Suatu pagi di tepi lembah, Nasruddin Hoca sedang memandang indahnya panorama Lembah yang ada di depannya. Tak jauh dari tempat ia duduk menatap keindahan lembah itu, Ayahnya juga sibuk dengan pekerjaannya. Nasruddin Hoca sering berada di dekat ayahnya. Ayahnya kerab menasihati dan mengajarkan Nasruddin Hoca tentang sebuah kemandirian.  Luar biasa indah, lekuk – lekuk dinding lembah dari bebatuan keras yang terbentuk dari gejala alam begitu memikat pandangan Nasruddin Hoca. Pepohonan yang rimbun dan rindang. Kicauan burung juga mengayun melodi senada. Ayahnya tetap saja fokus dengan pekerjaan yang ia lakukan. Nasruddin Hoca sedikit melirik ke arah ayahnya, “Sepertinya ayah ingin menyelesaikan pekerjaannya,” tapi tidak, hari masih pagi mana mungkin ayah menyelesaikannya. Seperti biasa, Hoca dan ayah pulang menjelang matahari terbenam di punggung lembah. Tapi kenapa ayah mulai merapikan peralatan kerjanya? ” dalam hati Nasruddin Hoca berbicara. Nasruddin Hoca kemba...