Ey Sakarya...



“Allahu Akbar!” Teriakku bersama teman-teman menggema di keheningan malam.
Seperti para tentara islam di saat berhasil menghenuskan pedangnya ke leher musuh, memutuskan alur pernafasan, meluluhlantakkan pasukan hingga kocar-kacir, berlari tunggang-langgang tanpa arah hingga berserah pasrah sepenuh jiwa dan raga. Mereka berteriak membesarkan, memuliakan, mengagungkan nama Allah SWT atas kemenangan yang telah di hadiahkan. “Allahu akbar...!”
Setelah berusah-susah di UAS, masuk butunleme, alhamdulillah semuanya dengan izin Allah SWT dapat dilalui karena memang janji kemenangan itu pasti bagi mereka yang belajar, bekerja dan berusaha. Sampai jumpa semester dua, semoga semester genap ini dapat bertempur lebih baik. Dengan experience yang sudah di dapat dan amunisi yang disiapkan dari sekarang, di pertempuran nanti insyaallah kemenangan akan ada di tangan jua.
Habis malam terbitlah terang, habis UAS datanglah liburan. :D
Ke mana liburan yang paling baik setelah UAS? Travelling? Nga-yak? Manjat gunung? ke pantai? Mager di asrama? Silaturrahim?
Jikalau semuanya bisa di kumpulkan dalam satu paket liburan gimana? Luar biasa. Bisa jadi satu semester ke depan ngak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketebalan dompet akan turun drastis, simpanan uang tinggal secukupnya dan alhasil kehidupan akan terngeok-ngeok. Tapi, la tahzan! Allah SWT akan menjamin rezeki hambanya. Meski begitu, bukan berarti menjadi konsumen yang boros adalah pilihan yang baik. Gunakan secukupnya, jangan berlebih-lebihan and keep your dompet!
Kamis, 4 Februari aku keluar dari kediaman bersama Thabit, teman satu tomer. Kita beli tiket bersama dan malam itu kita juga berangkat bersama dengan mobil antar kota tujuan Istanbul. Perjalanan malam sangat nikmat, sambil istirahat diatas bus kami lalui kilometer demi kilometer. Saat mata ini sayup-sayup, tidur ayam, hanya terlihat gemerlapnya malam oleh lampu-lampu jalan dan bangunan yang bersusun di pinggir jalan. Sesekali gelap gulita, tanpa cahaya, hanya lekukan gunung dan pepohonan yang tersinar dari belakang oleh lampu depan bus. Masih jauh. Mataku kembali tertutup. Tidur. Zzz...
Aku dan Thabit berpisah di terminal kota Sakarya. Dia melanjutkan perjalan ke Istanbul sementara aku, akan menelusuri seluk-beluk kota Sakarya dan isinya. Pukul 04.30. Setelah berwudhu dengan air dingin, sholat dua rakaat, aku melanjutkan istirahat di sudut Masjid terminal, di bawah banyangan hijab pembatas. Menuluruskan punggung dan pinggang yang sedikit keseleo di atas bus selama 8 jam. Berharap kembali terbangun sebelum muadzin mengumandangkan azan subuh. Agar bisa bersiap-siap menyambut sholat dengan hati yang tenang, tidak tergesa-gesa.
*****
“Tunggu di Masjid dulu aja ya, karena belum ada angkutan umum kalau jam segini. Nanti kabari aku lagi ya,”
Saat melihat handphone, inilah pesan yang muncul di layar. Aku menerima sms dari salah satu panitia penyelenggara MUSTA PPI Turki. Kalau saja ada reward untuk peserta yang datang paling cepat, aku akan menjadi pemenangnya. Sayangnya tidak. Disaat punuk menrindukan bulan. :D
Menunggu di tempat terbaik bukanlah suatu yang tidak baik dan menyebalkan. Sambil membuka lembaran-lembaran kitab aku menunggu hingga langit sedikit terang.
Setelah di arahkan oleh panitia dari terminal bus kota Sakarya, aku tiba di tempat penginapan. Jum’at, 5 februari 2016. Berlalu begitu singkat. Hingga matahari terbenam aku tetap mengurung diri di tempat penginapan yang disediakan. Istirahat dan memagar diri.
Malam hari, aku ikut serta melihat kinerja teman-teman, para panitia dalam mempersiapkan MUSTA besok dan lusa. Malam ini penghitungan suara nasional dan pengumuman resmi ketua terpilih dari kandidat yang ada oleh KPU. Teman – teman di daerah menyaksikan siaran langsung penghitungan suara nasional melalui istreaming.com. Luar biasa kinerja teman-teman KPU dalam menyukseskan pesta demokrasi mahasiswa Indonesia di Turki. Allah sizden razi olsun.
Dan... pemenangnya adalah kandidat dengan nomor urut 3. Semoga semua visi, misi dan program yang sudah di paparkan saat kampanye dan debat kandidat dapat di aplikasikan, membawa PPI Turki lebih baik. Kepada kandidat dengan nonmor urut 1 dan 2, ada rencana Allah yang lebih baik, ada hikmah di balik ini semua, semua usaha dan pemikiran kalian di balas kebaikan, percayalah!


Sabtu, 6 Februari 2016. Asumsi, intrupsi, klarifikasi, narasi, redaksi, divisi, konsidren, demisioner. Semua kata-kata ke-organisasian keluar pada hari ini. Para mahasiswa dari berbagai jurusan, universitas, kota, latar belakang dan kemampuan saling berseteru. Mencari benang merah yang akan memjadi keputusan bersama. Saling adu gagasan dan pemikiran untuk meluruskan benang yang kusut. Semua keputusan yang telah disepakati bersama menjadi titik temu dari semua gagasan dan pemikiran yang diutarakan oleh teman-teman.
Yups, Musyawarah Tahunan adalah agenda terbesar organisasi Perhimpuan Pelajar Indonesia ( PPI ) di Turki, Setelah melalui pesta demokrasi dalam kurun waktu sekitar satu pekan, ketua baru yang akan menahkodai organisasi ini sudah terpilih. Setahun ke depan di tanganya lah kendali kapal akan berputar.
“... Harapannya semoga apa yang baik tetap dipertahankan, program-program yang baru di buat lagi dan semoga PPI Turki semakin lebih baik.” Pak Wardana selaku Pak Dubes Indonesia di Turki.
Memperhatikan perhelatan pesta demokrasi dan Musyawarah Tahunan dari awal hingga akhir, banyak pelajaran yang dapat di petik dari senior-senior. Mungkin bagi segilintir orang berorganisasi bukanlah hal yang penting, tapi segilintir lagi berpandangan bahwa organisasi adalah bagian dari fase jenjang pendidikan, bagian dari sarana mengembangkan kemampuan diri dan begitulah aku juga di didik berorganisasi saat di SMP dan MA. Karana organisasi adalah miniatur kecil sebuah negara.
Semangat, simpati, empati dan respon posistif dari temen-teman untuk memajukan organisasi tanpa pamrih patut di apresisasi. Mereka yang datang dari sudut turki, mereka yang rela menyibukkan diri, mereka yang punya rasa peka terhadap sesama, semoga niat baik teman-teman menjadi salah satu penyebab Allah memasukkan kita ke dalam jannahnya. Amin ya rabb...
Masih bersambung seperti hari sabtu, hari minggu dengan pelantikan ketua terpilih plus diskusi bersama Pak Wardana. Saat matahari mulai tergelincir dari tengah menuju peraduannya, semua agenda dari MUSTA tahun ini selesai. Ada satu agenda yang di batalkan panitia, mengunjungi kota Sakarya. ‘Ala kulli hal, semuanya sudah dipersembahkan oleh panitia dengan persembahan terbaik. Alhamdulillah...
Panitia tetap menyediakan tour ke Danau Sapanca, salah satu danau kebanggaan kota Sakarya yang terletak tidak jauh dari pusat kota. Sapanca? Ada yang tahu nama ini? Aku juga tak tahu, tapi setelah melihat danau yang indah ini dengan mata telanjang, tanpa mengetahui makna dari namanya danau itu akan menempati salah satu ruang dari memorimu.


To be continue …

#30DWC hari ke-1 

Komentar

  1. Nah Ridwan, tulisan semacam ini layak dikembangin. Buat cerita bersambung dan pembaca penasaran dengan suasana di Turki. Seperti Muhammad Assad yg nulis buku Notes from Qatar

    BalasHapus
  2. Nah Ridwan, tulisan semacam ini layak dikembangin. Buat cerita bersambung dan pembaca penasaran dengan suasana di Turki. Seperti Muhammad Assad yg nulis buku Notes from Qatar

    BalasHapus
  3. Oh OK Bg Rezky, mohon do'a dan bimibingannya. :)
    ada rencana seperti itu insyaallah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WELCOME TO JORDAN (Ürdün'e Hoşgeldiniz)

Sinopsis Di Tepi Sungai Dajlah